Pola Pikir Matematika Sebagai Implementasi Sustainable Development Goals

Blog Single

Oleh:  Azra Nur Syawala

 

Ada setidaknya 17 program yang tercantum dalam Tujuan Pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals  yang merupakan program PBB yang pada intinya bertujuan menjadikan kehidupan umat manusia menjadi lebih aman, damai, dan sejahtera secara finansial maupun  intelektual.

Program tersebut tidak dirancang oleh PBB tanpa alasan yang jelas. Kesenjangan global yang masih terjadi, inilah yang memaksa PBB melakukan berbagai cara untuk mengatasinya dengan efektif dan efisien. Salah satunya adalah tentang isu pendidikan berkualitas.

Begitu luasnya wilayah Indonesia, maka memerlukan tenaga yang sangat besar untuk dapat merangkul semuanya. Sayangnya, dalam bidang pendidikan masih belum dikelola dengan baik.

Kesenjangan pendidikan ini bisa kita lihat dari berbagai aspek. Seperti kurangnya ketersediaan fasilitas, kurangnya tenaga pendidik profesional, kurikulum yang rumit, minat baca yang kurang dan kurangnya kesadaran terhadap pentingnya mengenyam pendidikan.

Hal paling mudah sekaligus paling sulit untuk diatasi adalah mengenai minat baca dan kesadaran pentingnya pendidikan. Karena kedua hal tersebut saling terkait. Yang mana keduanya adalah persoalan prinsip dan pola pikir masyarakat.

 

  1. Minat Baca Masyarakat

Menurut artikel yang dilansir dalam laman Kominfo, minat baca masyarakat Indonesia menurut UNESCO adalah 0,001%. Yang artinya dari setiap 1000 orang Indonesia setidaknya ada satu yang rajin membaca. Ironisnya infrastruktur untuk mendukung membaca, Indonesia berada diatas beberapa negara di Benua Eropa.

Dengan minat baca yang sangat kurang ini, hebatnya lebih dari 60 juta masyarakat Indonesia memiliki Smartphone. Dan yang cukup menariknya lagi adalah 60 juta lebih masyarakat tersebut mampu menatap layar smartphone mereka setidaknya 9 jam perhari.

Dengan minat baca yang minim, dan wawasan yang minim pula. Tidak heran bila di Indonesia begitu mudahnya berita bohong atau hoax menyebar.

 

  1. Kesadaran Akan Pentingnya Pendidikan

Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi kesadaran akan pentingnya pendidikan ini. Salah satunya dan yang paling utama adalah faktor ketidak adanya biaya untuk mengenyam pendidikan.

Tak jarang dijumpai begitu banyak anak-anak pada usia belajar yang putus sekolah karena masalah ekonomi. Dan masih ada orang tua yang memang memaksa anaknya untuk bekerja ketimbang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dengan anggapan, bahwa sekolah tidak menjamin kehidupan yang lebih baik. Terlebih, hal ini  kerap terjadi pada anak perempuan. Yang mana para orang tua tersebut telah memiliki prinsip bahwa, anak perempuan nanti akan menjadi seorang istri, dan istri itu cukup mengandalkan dan patuh pada suami untuk memenuhi kebutuhannya. Hasilnya adalah tak jarang banyak kasus istri tak berdaya ketika suami bertindak kasar kepada mereka.

Guna memperbaiki dua hal fundamental tersebut, kita bisa menggunakan Pola Pikir Matematika. Matematika merupakan ilmu yang sangat sistematis, penuh  penalaran, analisa kritis,  logika, ketelitian, konsisten,  universal dan masih banyak lagi.

Penggunaan Pola Pikir Matematika ini tidak semata-mata kita memberikan pelajaran matematika begitu saja kepada masyarakat. Akan tetapi kita melatih masyarakat untuk mulai bernalar, berfikir sistematis dan logis dengan bantuan matematika. Kita tahu bahwa yang membedakan antara orang terpelajar dan yang bukan adalah tidak semata-mata oleh banyaknya ilmu mereka tetapi juga bagaimana pola pikir mereka. Dengan pola pikir yang baik kehidupan suatu masyarakat akan menjadi lebih baik dan lebih kuat dalam menghadapi perkembangan zaman yang begitu cepat.

 

 *Penulis Mahasiswa Program Studi Tadris Matematika IAIN Kudus

Share this Post1: